Jumat, 29 Maret 2013

Komunikasi Dalam Pendidikan



Berbicara tentang pendidikan, kita tidak bisa melepaskan diri dari kualitas pendidikan. Ketika berbicara masalah kualitas pendidikan maka inilah masalah terbesar dalam dunia pendidikan kita. Seperti yang kita ketahui bersama, metode pendidikan mengalami beberapa perubahan. Bahkan ada anggapan bahwa jika Menteri Pendidikan berganti maka metode pendidikannya juga berubah.

Pada dasarnya dunia pendidikan adalah dunia yang terbuka dalam arti membutuhkan bantuan dari berbagai disiplin ilmu, tidak terkecuali ilmu komunikasi. Dengan demikian diharapkan kontribusi disiplin ilmu lain dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Karena masalah kualitas merupakan masalah krusial yang ada dalam dunia pendidikan di negeri kita, maka bantuan disiplin ilmu komunikasi diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam dunia pendidikan kita.

Pendidikan pada hakikatnya memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi-potensi individu secara optimal. Pengembangan potensi-potensi itu pada umumnya bersifat normative dalam arti mengacu apada norma-norma kedewasaan sehingga dalam pendidikan dikenal dengan apa yang dianggap baik dan buruk, apa yang diyakini benar dan salah, apa yang dipandang sebagai membangun dan merusak. Pengembangan potensi itu merujuk pada potensi alamiah yang unggul termasuk di sini adalah kecerdasan intelegensia, bakat, kreativitas dan kecenderungan alamiah untuk mengembangkan diri sebagai individu serta tumbuh bersama manusia lainnya.

Prinsip-prinsip Komunikasi Pendidikan
Orang yang masih hidup tidak mungkin akan lepas dari komunikasi walaupun bukan berarti semua perilaku adalah komunikasi, komunikasi ada dimana-mana: di rumah, di kampus, di kantor dan dimasjid; bahkan ia sanggup menyentuh segala aspek kehidupan kita (Jalaluddin Rakhmat, 1985). Artinya, hamper seluruh kegiatan manusia, dimanapun adanya, selalu tersentuh oleh komunikasi.
Bidang pendidikan misalnya, tidak bisa berjalan tanpa dukungan komunikasi, bahkan pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi (Jourdan, 1984:74), dengan kata lain, tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi. Bagaimana mungkin mendidik manusia tanpa berkomunikasi, mengajar orang tanpa berkomunikasi, atau member kuliyah tanpa berbicara. Semuanya membutuhkan komunikasi.
Disamping itu, komunikasi juga berfungsi mendidik masyarakat, mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaannya bermandiri. Seseorang biisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak membaca, dan banyak berkomunikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar