Jumat, 29 Maret 2013

Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pendidikan


Apa yang sekarang kita rasakan sekarang sangatlah berbeda jauh dengan 10 tahun kebelakang, Teknologi informasi dan komunikasi bisa kita nikmati dalam berbagai bidang. salah satunya dalam bidang pendidikan. para siswa di zaman yang serba canggih ini dituntut bisa menguasai komputer dan internet. namun sangatlah disayangkan dari beberapa siswa yang mulai mengerti dunia komputer dan internet hanya sekedar tegur sapa melalui layanan Jejaring sosial seperti facebookdan Twitter.

Kehadiran Teknologi informasi dan komunikasi, terutama komputer dan internet sudah lama dimanfaatkan oleh negara-negara maju. Misalnya, di negara seperti Inggris, Amerika, dan Jepang, teknologi informasi dan komunikasi digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah melalui pemanfaatan komputer dengan didukung teknologi internet. Dengan teknologi komputer dan internet, para siswa atau mahasiswa tidak hanya dapat belajar di dalam kelas. Mereka dapat belajar di mana pun karena hampir semua materi pelajaran dapat diiperoleh melalui CD atau langsung diakses melalui Internet.

Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan

Indonesia tidak mau ketinggalan dengan negara-negara maju. Sekarang ini, komputer sudah mulai diperkenalkan di sekolah. Mulai dari pendidikan prasekolah (playgroup) sampai universitas. Bagi anak-anak playgroup dan taman kanak-kanak, sudah tersedia berbagai media pembelajaran melalui komputer yang memungkinkan pembelajaran secara interaktif tanpa meninggalkan sifat anak-anak, yaitu hermain. Secara umum, peran TIK dalam lingkungan pendidikan dapat dirasakan oleh para siswa, sekolah, dan orang tua.

Manfaat Komputer Di Bidang Pendidikan

Paket aplikasi dalam dunia pendidikan yang digunakan untuk membantumemudahkan dalam mempelajari matematika, bhs inggris, dll. Dan dengan diadakannyainternet memudahkan pembelajaran jarak jauh. Bahkan sekarang banyak sekolah-sekolahmaju yang mulai menerapkan pembelajaran jarak jauh yaitu menggunakan media internet jadisebagai contohnya siswa tidak perlu jauh-jauh pergi kesekolah tetapi hanya dengan fasilitasinternet di rumah akan bias berhadapan langsung dengan gurunya. Internet sekarang jugasebagai kelas jarak jauh FKIP untuk penyetaraan guru-guru SD.

Pemanfaatan IT Bagi Institut Pendidikan


Pesatnya perkembangan IT, khususnya internet, memungkinkan pengembanganlayanan informasi yang lebih baik dalam suatu institusi pendidikan. Dilingkunganperguruan tinggi, pemanfaatan IT lainnya yaitu diwujudkan dalam suatu sistemyang disebut electronic university (e-University). Pengembangan e-Universitybertujuan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruantinggi dapat menyediakan layanan informasi yang lebih baik kepadakomunitasnya, baik didalam maupun diluar perguruan tinggi tersebut melaluiinternet. Layanan pendidikan lain yang bisa dilaksanakan melalui sarana internetyaitu dengan menyediakan materi kuliah secara online dan materi kuliah tersebutdapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.

Lingkungan Akademis Pendidikan Indonesia yang mengenal alias sudah akrabdengan Implikasi IT di bidang Pendidikan adalah UI dan ITB. Semisalnya UI.Hampir setiap Fakultas yang terdapat di UI memiliki jaringan yang dapat di aksesoleh masyarakat, memberikan informasi bahkan bagi yang sulit mendapatkannyakarena problema ruang dan waktu. Hal ini juga tentunya sangat membantu bagicalon mahasiswa maupun mahasiswa atau bahkan alumni yang membutuhkaninformasi tentang biaya kuliah, kurikulum, dosen pembimbing, atau banyak yanglainnya. Contoh lain adalah Universitas Swasta Bina Nusantara juga memiliki jaringan Internet yang sangat mantap, yang melayakkan mereka mendapatkanpenghargaan akademi pendidikan Indonesia dengan situs terbaik. Layanan yangdisediakan pada situs mereka dapat dibandingkan dengan layanan yangdisediakan oleh situs-situs pendidikan luar negeri seperti Institut Pendidikan California atau Institut Pendidikan Virginia, dan sebagainya.

Pada tingkat pendidikan SMU implikasi IT juga sudah mulai dilakukan walaubelum mampu menjajal dengan implikasi-implikasinya pada tingkatan pendidikanlanjutan. Di SMU ini rata-rata penggunaan internet hanyalah sebagai fasilitastambahan dan lagi IT belum menjadi kurikulum utama yang diajarkan untuksiswa. IT belum menjadi media database utama bagi nilai-nilai, kurikulum, siswa,guru atau yang lainnya. Namun prospek untuk masa depan, penggunaan IT diSMU cukup cerah.

Selain untuk melayani Institut pendidikan secara khusus, adapula yang untukdunia pendidikan secara umum di indonesia. Ada juga layanan situs internetyang menyajikan kegiatan sistem pendidikan di indonesia. situs ini dimaksudkanuntuk merangkum informasi yang berhubungan dengan perkembanganpendidikan yang terjadi dan untuk menyajikan sumber umum serta jaringankomunikasi (forum) bagi administrator sekolah, para pendidik dan para peminatlainnya. Tujuan utama dari situs ini adalah sebagai wadah untuk salingberhubungan yang dapat menampung semua sektor utama pendidikan. Contohdari situs ini adalah www.pendidikan.net 

Disamping lingkungan pendidikan, misalnya pada kegiatan penelitian kita dapatmemanfaatkan internet guna mencari bahan atau pun data yang dibutuhkanuntuk kegiatan tersebut melalui mesin pencari pada internet. Situs tersebutsangat berguna pada saat kita membutuhkan artikel, jurnal ataupun referensiyang dibutuhkan. Situs tersebut contohnya seperti google.com atausearchindonesia.com atau sumpahpalapa.net 

Inisiatif-inisiatif penggunaan IT dan Internet di luar institusi pendidikan formaltetapi masih berkaitan dengan lingkungan pendidikan di Indonesia sudah mulaibermunculan. Salah satu inisiatif yang sekarang sudah ada adalah situspenyelenggara "Komunitas Sekolah Indonesia". Situs yang menyelenggarakankegiatan tersebut contohnya plasa.comdansmu-net.com

Iplikasi IT Di Dunia Pendidikan Indonesia

e-Education, istilah ini mungkin masih asing bagi bangsa Indonesia. e-education(Electronic Education) ialah istilah penggunaan IT di bidang Pendidikan. Internetmembuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satusumber informasi yang mahal harganya. (Berapa banyak perpustakaan diIndonesia, dan bagaimana kualitasnya?) Adanya Internet memungkinkanseseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikatberupa Digital Library. Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalampenelitian, tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir danthesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.

Penggunaan IT Dalam Dunia Pendidikan

Arti IT bagi dunia pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau saranayang dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan. Namun hal Pemanfaatan IT ini di Indonesia baru memasuki tahap mempelajari berbagaikemungkinan pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan memasuki milenium ketiga ini.

Padahal penggunaan IT ini telah bukanlah suatu wacana yang asing di negeriPaman Sam Sana. Pemanfaatan IT dalam bidang pendidikan sudah merupakankelaziman di Amerika Serikat pada dasawarsa yang telah lalu. Ini merupakansalah satu bukti utama ketertinggalan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsadi dunia.Berikut ini ialah sampel-sampel dari luar negeri hasil revolusi dari sistempendidikan yang berhasil memanfaatkan Teknologi Informasi untuk menunjangproses pembelajaran mereka:1. SD River Oaks di Oaksville, Ontario, Kanada, merupakan contoh tentang apayang bakal terjadi di sekolah. SD ini dibangun dengan visi khusus: sekolah harusbisa membuat murid memasuki era informasi instan dengan penuh keyakinan.Setiap murid di setiap kelas berkesempatan untuk berhubungan dengan seluruh jaringan komputer sekolah. CD-ROM adalah fakta tentang kehidupan. 

Sekolah inibahkan tidak memiiki ensiklopedia dalam bentuk cetakan. Di seluruhperpustakaan, referensinya disimpan di dalam disket video interktif dan CD-ROM-bisa langsung diakses oleh siapa saja, dan dalam berbagai bentuk:sehingga gambar dan fakta bisa dikombinasikan sebelum dicetak;foto bisadigabungkan dengan informasi.2. SMU Lester B. Pearson di Kanada merupakan model lain dari era komputer ini. Sekolah ini memiliki 300 komputer untuk 1200 murid. Dan sekolah ini memilikiangka putus sekolah yang terendah di Kanada: 4% dibandingkan rata-ratanasional sebesar 30%3. Prestasi lebih spektakuler ditunjukkan oleh SMP Christopher Columbus diUnion City, New Jersey. Di akhir 1980-an, nilai ujian sekolah ini begitu rendah,dan jumlah murid absen dan putus sekolah begitu tinggi hingga negara bagianmemutuskan untuk mengambil alih. Lebih dari 99% murid berasal dari keluargayang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.Bell Atlantic- Sebuah perusahaan telepon di daerah itu membantu menyediakankomputer dan jaringan yang menghubungkan rumah murid dengan ruang kelas,guru, dan administrator sekolah. Semuanya dihubungkan ke Internet, dan paraguru dilatih menggunakan komputer pribadi. Sebagai gantinya, para gurumengadakan kursus pelatihan akhir minggu bagi orangtua.Dalam tempo dua tahun, baik angka putus sekolah maupun murid absenmenurun ke titik nol. Nilai ujian-standar murid meningkat hampir 3 kali lebih tinggidari rata-rata sekolah seantero New Jersey.Informasi yang diwakilkan oleh komputer yang terhubung dengan internetsebagai media utamanya telah mampu memberikan kontribusi yang demikianbesar bagi proses pendidikan. 

Teknologi interaktif ini memberikan katalis bagiterjadinya perubahan medasar terhadap peran guru: dari informasi ketransformasi. Setiap sistem sekolah harus bersifat moderat terhadap teknologiyang memampukan mereka untuk belajar dengan lebih cepat, lebih baik, danlebih cerdas. Dan Teknologi Informasi yang menjadi kunci untuk menuju modelsekolah masa depan yang lebih baik.Namun usaha-usaha dari anak-anak bangsa juga terus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dalam hal penyampaian proses pendidikandengan penggunaan IT. Semisalnya, baru-baru ini Telkom, Indosat, dan InstitutTeknologi Bandung (ITB) menyatakan kesiapannya untuk mengembangkan ITuntuk pendidikan di Indonesia, dimulai dengan proyek-proyek percontohan.

Telkom menyatakan akan terus memperbaiki dan meningkatkankualitas infrastruktur jaringan telekomunikasi yang diharapkan dapat menjaditulang punggung (backbone) bagi pengembangan dan penerapan IT untukpendidikan serta implementasi-implementasi lainnya di Indonesia. Bahkan, saatini Telkom mulai mengembangkan teknologi yang memanfaatkan ISDN(Integrated Sevices Digital Network) untuk memfasilitasi penyelenggaraankonferensi jarak jauh (teleconference) sebagai salah satu aplikasi pembelajaran jarak jauh.

Banyak aspek dapat diajukan untuk dijadikan sebagai alasan-alasan untukmendukung pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan dalam kaitannyadengan peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Salah satuaspeknya ialah kondisi geografis Indonesia dengan sekian banyaknya pulau yangterpencar-pencar dan kontur permukaan buminya yang seringkali tidakbersahabat, biasanya diajukan untuk menjagokan pengembangan danpenerapan IT untuk pendidikan. IT sangat mampu dan dijagokan agar menjadifasilitator utama untuk meratakan pendidikan di bumi Nusantara, sebab IT yangmengandalkan kemampuan pembelajaran jarak jauhnya tidak terpisah olehruang, jarak dan waktu. Demi penggapaian daerah-daerah yang sulit tentunyadiharapkan penerapan ini agar dilakukan sesegera mungkin di Indonesia.

Teknologi Informasi Dan Pendidikan Di Indonesia

Secara umum Dunia Pendidikan memang belum pernah benar-benar menjadiwacana yang publik di Indonesia, dalam arti dibicarakan secara luas olehberbagai kalangan baik yang bersentuhan langsung maupun tidak langsungdengan urusan pendidikan. Namun demikian, bukan berarti bahwa permasalahanini tidak pernah menjadi perhatian.Upaya-upaya peningkatan kualitas mutu serta kuantitas yang membawa namapendidikan telah dilakukan oleh pihak pemerintah, walau sampai saat ini kitabelum melihat hasil dari usaha tersebut. Apabila kita melihat dari sudut pandangnasional atau alias yang umum-umum saja jadi marilah kita lihat apa yangdilakukan oleh pemerintah. 

Usaha yang dilakukan oleh pemerintah biasanyabersifat konstitusional demi mendapatkan lulusan dari sekolah yang kompetitif dan siap bersaing secara global, semisalkan dengan menetapkan angka batasminimal kelulusan UAN dengan nilai sebesar 4,00 dengan tidak digabung denganpoin pada ujian praktek ditambah lagi tanpa ujian praktek. Pada hal ini bukannyakita menemukan pemerintah berusaha untuk memperbaiki mutu pendidikanmelainkan nampak sepertinya pemerintah hendak menjegal generasi kita.

Apabila kita amati dengan seksama, apa sebenarnya yang menjadi intipermasalahan pada dunia pendidikan, mungkin jauh lebih sulit dari menggantangasap. Berbagai hal dapat saja dipersalahkan sebagai pokok masalah yangmenghambat kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Namun demikian, yang jelas-jelas dapat kita temukan sebagai suatu kecacatan ialah proses belajar mengajar konvensional yang mengandalkan tatap muka antara guru dan murid,dosen dengan mahasiswa, pelatih dengan peserta latihan, bagaimanapunmerupakan sasaran empuk yang paling mudah menjadi sasaran bagi suara-suara kritis yang menghendaki peningkatan kualitas pada dunia pendidikan.Ketidakefektifan adalah kata yang paling cocok untTuk sistem ini, sebab seiringdengan perkembangan zaman, pertukaran informasi menjadi semakin cepat daninstan, namun institut yang masih menggunakan sistem tradisional ini mengajar (di jenjang sekolah tinggi kita anggap memberikan informasi) dengan sangatlambat dan tidak seiring dengan perkembangan IT. 

Sistem konvensional iniseharusnya sudah ditinggalkan sejak ditemukannya media komunikasimultimedia. Karena sifat Internet yang dapat dihubungi setiap saat, artinya siswadapat memanfaatkan program-program pendidikan yang disediakan di jaringanInternet kapan saja sesuai dengan waktu luang mereka sehingga kendala ruangdan waktu yang mereka hadapi untuk mencari sumber belajar dapat teratasi.Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi telekomunikasi, multimedia,dan informasi; mendengarkan ceramah, mencatat di atas kertas sudah tentuketinggalan jaman

Sekolah Tanpa Komputer Disukai Petinggi Silicon Valley


Silicon Valley terkenal sebagai tempat berkumpulnya perusahaan-perusahaan teknologi dunia. Namun para petinggi perusahaan-perusahaan di Silicon Valley justru menyekolahkan anak mereka di sekolah yang tidak memiliki komputer sama sekali di Waldorf School of The Peninsula. Di era digital dan komputasi saat ini, mengapa petinggi Google, Apple, Yahoo, dan Hewlett-Packard (HP) menyekolahkan anak mereka di sana?Sebagian besar sekolah-sekolah di Amerika sedang berlomba-lomba untuk menjadikan sekolah mereka menjadi sekolah digital dengan memasukkan pendidikan komputer ke dalam kurikulum dan memasok komputer dalam jumlah besar. Sekolah Waldorf justru sebaliknya, sebisa mungkin menjauhkan anak-anak dari komputer dan menekankan pendidikan kepada aktivitas fisik dan belajar secara kreatif. Alat-alat belajar yang digunakan para siswa adalah pena, kertas, bahkan bisa menggunakan alat rajut, dan lumpur. Di sekolah Waldorf, tidak akan ditemukan satu layar komputer pun. 

Para pendidik dan orang tua percaya bahwa pendidikan dan teknologi tidak bisa dicampur-adukkan. Para pendidik di sekolah Waldorf percaya bahwa komputer menghambat pemikiran dan gerakan kreatif anak, serta mengurangi interaksi antar manusia secara langsung. "Saya secara fundamental menolak gagasan bahwa pendidikan pada sekolah dasar membutuhkan alat bantu teknologi. Ide bahwa iPad dapat mengajarkan anak-anak saya membaca dan melakukan aritmatika itu konyol," jelas Alan Eagle (50), salah satu orang tua murid yang menyekolahkan puterinya di sekolah Waldorf. Eagle sendiri mengerti tentang teknologi. Ia bahkan memegang gelar Ilmu Komputer dari Dartmouth dan bekerja sebagai Communication Executive di Google Inc, di mana ia pernah menulis pidato untuk eksekutif Google, Eric E. Schmidt. Ia mengatakan puterinya bahkan tidak tahu bagaimana cara menggunakan Google dan itu tidak masalah baginya. Eagle menambahkan, tiga-perempat siswa di sekolah ini memiliki orang tua dengan koneksi teknologi yang kuat. Ia melihat tidak ada kontradiksi dengan memilih menyekolahkan anaknya di sekolah tanpa teknologi. Sementara sekolah lain memenuhi ruang kelas dengan kabel, sekolah ini justru hanya berhiaskan papan tulis dengan kapur warna-warni, rak buku ensiklopedi, meja kayu penuh workbook, dan pensil-pensil. Sekolah Waldorf mengajarkan anak-anak kelas lima untuk melakukan keterampilan merajut, membuat kain, sampai membuat kaus kaki. Anak-anak juga diajari berhitung dengan cara-cara unik seperti memotong buah menjadi beberapa bagian, dan kegiatan lainnya yang menuntut kreativitas guru dan siswa. Beberapa ahli pendidikan mengatakan, dorongan untuk melengkapi ruang kelas dengan komputer adalah tidak beralasan karena belum ada studi yang menyatakan bahwa teknologi membuat anak-anak di sekolah dasar lebih cepat mengalami perkembangan kreativitas. Namun, apakah belajar merajut dan belajar pecahan melalui potongan kue atau buah adalah alternatif yang lebih baik, juga belum dipastikan secara ilmiah. Paling tidak, sekolah Waldorf bisa membuktikan bahwa 94 persen lulusan sekolah mereka banyak yang sukses di Perguruan Tinggi terkenal seperti Oberlin, Berkeley, dan Vassar. Alumni tersebut adalah yang lulus antara tahun 1994 hingga 2004. 

"Mengajar adalah pengalaman manusia. Teknologi adalah gangguan ketika kita perlu melakukan studi literatur, berhitung, dan berpikir kritis," ujar Paul Thomas, seorang mantan guru dan profesor pendidikan di Furman University. Di antara pro dan kontra sistem pendidikan yang diterapkan oleh Sekolah Waldorf, sekolah ini justru telah berjumlah 40 buah di California dan terus memiliki jumlah siswa yang signifikan setiap tahun. Pengakuan dari seorang siswa, Finn Heilig (10) yang ayahnya bekerja di Google, menyatakan bahwa ia lebih nyaman menulis dengan tangan daripada dengan komputer. Heilig ingin melihat perkembangan tulisan tangannya dari tahun ke tahun. Pada akhirnya, sekolah Waldorf mengatakan bahwa menghilangkan teknologi pada sekolah dasar bukan berarti menutup akses anak untuk bisa menguasai teknologi. Pada usia tertentu, anak akan bisa mempelajari teknologi dengan sendirinya, tanpa harus kehilangan kreativitas mereka di masa kanak-kanak. Bahkan untuk anak-anak yang orang tuanya bekerja di perusahaan-perusahaan Silicon Valley, komputer tentu sudah diajarkan orang tua di rumah.